Monday, July 4, 2011

7 kerugian membakar jerami

7 KERUGIAN MEMBAKAR JERAMI PADI 5:57 PM MASPARY Tak henti-hentinya saya selalu mengajak teman-teman petani untuk tidak membakar jerami hasil panen mereka. Ternyata banyak yang tidak memperdulikannya dengan berbagai alasan yang memang masuk akal. Ada yang mengatakan kalau harus menebar kelahan lagi akan menambah pekerjaan, ada yang mengatakan kalau ditumpuk akan menjadi sarang tikus dan ada yang mengatakan  kalau yang membakar jerami adalah para penggembala bebek. Semua alasan itu memang tepat dan masuk akal, namun itu semua hanya tepatuntuk jangka pendek. Untuk jangka panjang yang namanya pembakaran jerami tetap  akan sangat merugikan kita sendiri. Mau tahu alasannya? Menurut Gerbang Pertanian inilah 7 kerugian jika kita membakar jerami padi: 1. Dengan membakar jerami padi kita berarti telah membakar unsur hara yangterkandung dalam jerami tersebut. Sayang sekali unsur hara yang seharusnya bisa menambahkan kesuburan tanah kita hanya kita buang sia-sia. 2. Batang dan daun padi yang bisa menyuburkan tanah secara fisika (jika membusuk akan menjadi humus, bahan organik atau C-organik) hanya akan terbakar menjadi karbon atau arang. 3. Jerami padi yang jika kita tanamkan ketanah akan menjadi makanan mikroorganisme tanah jika kita bakar justru akan membunuh mikroorganismedipermukaan tanah. 4. Secara perlahan namun pasti pembakaran jerami akan menurunkan produktifitas tanah kita sehingga panen kita semakin hari akan semakin menurun. 5. Sebenarnya pembakaran jerami padi adalah pemborosan bagi kita kaum petani. Karena jika kita mau mengembalikan jerami padi kesawah tentunya pemupukan akan bisa kita kurangi, namun jika kita bakar kita akanmemerlukan biaya pupuk lebih banyak. 6. Asap yang dihasilkan dari pembakaran jerami akan mengakibatkan polusi/ pencemaran udara dan sekaligus juga akan merusak ozon pelindung bumi. 7. Pengembalian jerami padi kesawah akan mengembalikan unsur hara Kalium ke tanah.  Unsur kalium ini berfungsi sebagai penguat dan pengeras bagian tanaman yang akan membantu ketahanan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Jika kita bakar terus-menerus tanpa penambahan unsur hara K ketanah akan menyebabkan tanaman padi kita rentan terserang hama dan penyakit, Dari ketujuh kerugian membakar jerami padi yang ditulis Gerbang Pertanian diatasada yang ingin menambahkan? silahkan tulis dikolom komentar dibawah ini. Semoga artikel ini bisa membawa manfaat bagi petani dan pembaca semua. Salam Pertanian!!

Cara mengembangkan insektisida hayati jamur beauveria bassiana

MENGEMBANGKAN INSEKTISIDA BIOLOGI BEAUVERIA BASSIANA 6:20 AM MASPARY Salam Pertanian!! Beberapa waktu lalu kita telah belajar tentang apa itu insektisida biologi Beauveria bassiana , kinikita akan belajar cara sederhana mengembangkan insektisida biologi jamur Beauveria bassiana. Tentunya masihbersama Gerbang pertanian . Sebenarnya sangat mudah mengembangkan jamur ini, kalau rekan-rekan Gerbang Pertanian pernah membaca artikel terdahulu kami tentang cara mengembangkan jamur Trichodermasp pasti sudah nggak asing lagi dengan cara mengembangkan jamur Beauveria bassiana. Adapun alat dan bahan yang perlu dipersiapkan untuk mengembangkan Insektisida biologi  jamur Beauveria bassiana adalah: 1. Isolat jamur Beauveria bassiana 2. Ember atau baskom kecil 3. Baskom peniris 4. Plastik 1/4 kg dengan ketebalan 0,4 sepuluh buah 5. Lilin lima buah 6. Steples 7. Kawat atau sendok kecil spatula 8. Panci Dandang 9. Alkohol 75 % 10. Air bersih11. Beras giling atau jagung giling 1 kg Kalau alat bahan telah lengkap sekarang bersama maspary kita praktekkan cara membuatnya: 1. Cuci bersih beras dan rendam selama 24 jam 2. Tiriskan sampai kering 3. Masukkkan beras kedalam plastik @ 100gr 4. Lipat ujung plastik 5. Masak beras dengan cara di kukus selama kurang lebih 1,5 – 2 jam 6. Setelah dingin angkat beras tersebut dari panci dandang 7. Nyalakan lilin 5 buah dan letakkan membentuk setengah lingkaran dimeja 8. Masukkan kawat atau sendok spatula kedalam alkohol dan bakar  di salah satulilin tersebut 9. Setelah kawat agak dingin ambil sebagian isolat dalam tabung reaksi dan masukkan kedalam beras 10. Lipat beberapa kali ujung plastik dan steples11. Letakkan dalam suhu kamar sampai 7-14 hari 12. Jika sudah tumbuh miselium berwarna putih secara penuh berarti insektisida biologi Beauveria bassiana siap digunakan. Setelah Insektisida biologi Beauveria bassiana telah siap kini saatnya menggunakannya untuk beberapa jenis serangga, wereng, walang sangit, ulat, kumbang dll. Mari kita coba aplikasikan insektisida tersebut bersama Gerbang Pertanian: 1. Ambil salah satu beras dalam plastik yang telah ditumbuhi meselium Beauveria basiana 2. Cuci dengan air 1 liter dengan cara diremas-remas sampai bersih 3. Saring dengan kain, ambil air cuciannya. 4. Campurkan air tersebut dengan air 14 – 17 liter dan masukkan kedalam tangki sprayer. 5. Semprotkan ke tanaman dengan frekuensi 1 minggu sekali. Jika serangan berat bisa seminggu 2 kali. 6. Jangan lupa nyemprotnya sore hari ya, karena kalau siang hari jamur Beauveria basiana akan mati kepanasan. Masih ada yang belum jelas tentang cara mengembangkan insektisida biologi Beauveria bassiana dan cara pengaplikasiannya di lapangan? silahkan hubungi maspary SMS aja ya…  Penginnya sih telpon cuma kalo telpon kadang-kadang timingnya yang nggak tepat. Sekian dulu pertemuan dengan Gerbang Pertanian kali ini dengan tema Mengembangkan Insektisida Biologi Beuveria Bassiana. Smoga bisa memberikan sedikit pencerahan bagi rekan-rekan yang sedang haus akan ilmu pertanian khususnya pertanian organik. Jika ada kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya (maspary).

Pengendali hayati/

Pengendali Hayati atau Bio Pestisida Alami Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok, yaitu: 1. Kelompok tumbuhan insektisida nabati , adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hamainsekta. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, bitung, jaringau,saga, serai, sirsak, srikaya. 2. Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat , adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: daun wangi dan selasih. 3. Kelompok tumbuhan rodentisida nabati ,adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hamarodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai penekankelahiran (efek aborsi atau kontrasepsi) dan penekan populasi, yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasukkelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah jenis gadung KB dan gadung racun. 4. Kelompok tumbuhan moluskisida , adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hamamoluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung, akar tuba, patah tulang dan tefrosia (kacang babi). 5. Kelompok tumbuhan pestisida serba guna , adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan dari keompok ini adalah: jambu mete, lada, mimba, mindi,tembakau dan cengkih. Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik , yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu : *. merusak perkembangan telur, larva dan pupa *. menghambat pergantian kulit *. mengganggu komunikasi serangga *. menyebabkan serangga menolak makan *. menghambat reproduksi serangga betina *. mengurangi nafsu makan *. memblokir kemampuan makan serangga *. mengusir serangga *. menghambat perkembangan patogen penyakit. Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan . Keunggulan pestisida nabati adalah : *. murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani *. relatif aman terhadap lingkungan *. tidak menyebabkan keracunan pada tanaman *. sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama *. kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain *. menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia. Sementara, kelemahannya adalah : (1) daya kerjanya relatif lambat; (2) tidak membunuh jasad sasaran secaralangsung; (3) tidak tahan terhadap sinar matahari; (4) kurang praktis; (5) tidak tahan disimpan (6) kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang. Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya.  Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebutdicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman. Supaya penyemprotan  pestisida  nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada.  Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perludilakukan pengamatan hama seteliti mungkin.  Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian. RESEP BIO PESTISIDA NABATI Tanaman Aromatik/atraktan disebabkan mengandung methyl euganol untuk penjebak Lalat buah/serangga : Selasih (Ocimum.sp) dan Melaleuca Bracteata Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasihama tanaman terong dan pare. Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair : 1 kg ikan mujair dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama 3hari. Kemudian direbus dengan dua liter air selama dua jam dan disaring. Dapat digunakan secara langsung atau ditambahkan tembakau dahulu. Pestisida organik lainnya dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabesaat penyemprotan harus hati-hati jangansampai berbalik arah mengenai manusia. Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasisemua jenis hama kecuali hama di dalam tanah Menanggulangi penyakit keriting pada cabai , Bahan: brotowali satu kilogram (atau daun-daunan yang pahit), kapur 10 sendok makan, kunyit satu kilogram.Cara membuat: Ketiga bahan ditumbuk dan diambil airnya lalu dicampur dengan air 30-50 liter. Bahan ini siap digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting pada cabai. Mencegah semut pada persemaian , Bahan: kunir satu ons, laos satu onsCara pembuatan: kunir dan laos dihaluskan kemudian ditambah air secukupnya lalu disaring.Cara pemakaian: larutan hasil saringan dimasukkan dalam penyemprot yang sudah berisi air (10 liter), semprotkan di lahan sehari sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dandiulang tiga hari sesudah tanaman disemai. Pengendalian ulat pada tanaman padi , Bahan: tanaman sere (seluruh bagian dan air).Cara pembuatan: tanaman sere (250 gram) ditumbuk sampai halus. Tambahkan air secukupnya (empat gelas).Saringlah agar diperoleh cairan sere.Cara pemakaian: larutan dicampur dengan 13 liter air. Semprotkan pada tanaman padi yang terserang ulat (hama putih, penggulung daun, penggerek batang). Untuk penggerek batang satu minggu setelah dijumpai adanya telur. Mengendalikan ulat pada tanaman tomat , cabai, melon dan semangka, Bahan: puntung rokok satu ons dan air tujuh liter.Cara pembuatan: masukkan puntung rokok dalam air. Biarkan selama 4–7 hari. Saringlah agar diperoleh air larutan yang bersih. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari. Pengendalian ulat grayak dan wereng , Bahan: 250 gram daun sirsak segar, air ½ liter.Cara pembuatan: daun sirsat yang masih segar ditumbuk halus ditambah dengan air kemudian disaring.Pemakaian: campurlah saringan air sirsat segar tersebut dengan air 14 liter dan semprotkan pada tanaman yang terserang hama. Penyakit keriting pada cabai , Bahan: abu dapur dua kilogram, tembakau ¼ kg, belerang tiga ons.Cara pembuatan: ketiga bahan direndam dalam air selama 3–5 hari. Saring air rendaman tersebut dan semprotkan pada tanaman yang terkena penyakit keriting.Cara yang lain, bisa juga dengan menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang terserang penyakit keriting. Mengendalikan hama wereng , Bahan: kecubung dua butir, jenu satu kilogram.Cara pembuatan: kedua bahan direbus dengan air sampai mendidih. Saringlah air tersebut. Cara penggunaan: setiap satu liter air rebusan dicampur dengan 16 liter air. Semprotkan pada tanaman yang terserang hama wereng. Mengendalikan ulat grayak , ulat lain dan serangga, Bahan: segenggam daun gamal (satu kilogram), lima liter air, 250 mg tembakau rokok (sudah dirokok).Cara membuat: segenggam pucuk daun gamal ditumbuk halus. Campurlah dengan air kemudian rebuslah. Dinginkan kemudian tambahkan tembakau dan aduklah hingga air berubah menjadi agak kehitaman/kemerahan.Cara penggunaan: setiap 250 cc air larutan dicampur dengan air 10 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Hama walangsangit , Bahan: brotowali satukilogram dan kecubung dua butir.Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan air satu liter. Air rebusan kemudian disaring. Campuran larutan tersebut dengan air 16 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama walangsangityang menyerang tanaman. Penyemprotanpada pagi dan sore hari. Untuk Mengendalikan Hama Secara Umum ,Bahan :Daun nimba 8 kg, lengkuas 6 kg, serai 6 kg, deterjen 20 gram, air 20 liter.Cara Pembuatan Daun nimba, lengkuas, dan serai ditumbuk. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter air, lalu direndam selama 24 jam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan ditambahditerjen dan diencerkan dengan 60 liter air, bisa digunakan untuk luas 1 ha. Semprotkan pada tanaman. Untuk Mengendalikan Hama pada Bawang Merah , Bahan :Daun nimba 1 kg, umbi gadung racun 2 buah, deterjen sedikit berfungsi sebagai pelekat daun, air 20 liter.Cara Pembuatan :Daun nimba dan umbi gadung ditumbuk halus. Selanjutnyaseluruh bahan diaduk merata dlam 20 liter air, dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus dan tambahkan diterjen. Semprotkan pada tanaman bawang merah Ramuan untuk mengendalikan Trips pada cabe, Bahan :Daun sirsak 50-100 lembar, deterjen atau sabun colek 16 gram dan air5 liter Cara Pembuatan Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter hasil saringan diencerkan dengan 10-15 liter air. Larutansiap disemprotkan ke seluruh tanaman cabe. Ramuan untuk mengendalikan Trips, Aphid, dan kutu daun , Bahan:Daun pamor-pamor 2, 5 kg dan air 7,5 liter.Cara Pembuatan Daun pamor-pamor ditumbuk (blender) sampai halus, kemudian tambahkan air (konsentrasi 25 %) dan permentasikan selama 1 hari. Kemudian saring ekstraknya dan tambahkan diterjen sebanyak 5 gram. Semprotkan pada tanaman. Ramuan untuk mengendalikan penyakit Antraknose , BahanRimpang lengkuas 1 kgdan air 2 liter .Cara Pembuatan Iris rimpang lengkuas, tempatkan pada niru dan jemur sampai kering. Kemudian cincang rimpang lengkuas sampai kecil-kecil. Selanjutnya masukkan 2 l air ke dalam panci suling, panaskan dengan nyala api yang kecil dengan kompor gas/kompor minyak, lalu masukkan rimpang lengkuas tadi ke dalam panci penguapan. Air hasil sulingan ditampung pada beaker glass. Semprotkan air sulingan tersebut dengan kosentrasi 15 %pada tanaman yang terserang Antraknosesecara merata. Waktu aplikasi sebaiknya pada sore hari Pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung efektif untuk mengendalikan ulatdan Hama pengisap , Bahan: Daun mimba,Umbi gadung,Detergen,Air Alat: Timbangan Alat penumbuk Tempat pencampuran Pengaduk Saringan.Cara Pembuatan: Cara pembuatan pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung adalah sebagai berikut. 1.Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah dengan20 liter air + 10 g detergen, aduk sampai rata 2.Diamkan rendaman tersebut selama semalam. 3.Saring larutan hasil rendaman dengan kain halus. 4.Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman. - Bacillus thuringiensis , mengendalikan P. xylostella dan C. binotalis pada kubis - Ramuan Nimba (Azadirachta indica) Lengkuas (Zingiber aromaticum), dan Serai (Andropogon nardus) , mengendali-kan belalang, Kutu daun, Trips dan Aphid. - Daun Sirsak , mengendaliak Trips pada cabe. - Daun/sulingan minyak Selasih (Ocimum sanctum ) mengen-dalikan lalat buah. - Sulingan minyak lengkuas , mengendalikan lalat buah dan penyakit Antraknose pada cabe. - Daun Pamor-pamor/Ki tolod (Laurentia longiflora) , mengendalikan Aphid, dan Kutu daun Untuk Mengendalikan Hama secara Umum .Bahan: Daun Mimba : 8 kg, Lengkuas : 6 kg, Serai : 6 kg, Diterjen/Sabun Colek : 20 gr, Air : 80 liter. Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan semi ditumbuk halus dicampur dengan diterjen/sabun colek lalu tambahkan 20 liter air diaduk sampai merata. Direndam selama 24 jam kemudian saring dengan kain halus. Larutan akhir encerkan dengan 60 liter air. Larutan tersebut disemprotkan pads tanaman untuk luasan 1 hektar. Untuk Mengendalikan Hama Trips pada Cabai , Bahan: Daun Sirsak 50 - 100 lembar,Deterjen/Sabun Colek 15 gr, Air 5 liter. Cara Membuat : Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air.Direndam selama 24 jam, saying dengan kain halus.Setiap liter Iarutan dapat diencerkan dengan 10 - 15liter air.Aplikasi dengan menyemprotkan larutan tersebut pada seluruh bagian tanaman yang ada hamanya. Ramuan untuk Mengendalikan Hama Belalang dan Ulat. Bahan : Daun Sirsak 50 lembar,Daun Tembakau satu genggam, Deterjen/Sabun Colek 20 gr. Air 20 liter. Cara membuat :Daun sirsak dan tembakauditumbuk halus. Tambahkan deterjen/sabun colek aduk dengan 20 literair, endapkan 24 jam. Disaring dengan kain halus dan diencerkan dengan 50 -60 liter air, aplikasi dengan cara disemprotkan. Ramuan untuk Mengendalikan" Hama Wereng Coklat, Penggerek Batang dan Mematoda . Bahan: -Biji Mimba 50 gr, Alkohol 10 cc, Air 1 liter. Cara membuat : Biji mimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alkohol, encerkan dengan 1 liter air, endapkan selama 24 jam, wring dan dapat disemprotkan pada tanaman/serangga hama. Ramuan untuk Mengendalikan Hama Tanaman Bawang Merah . Bahan :Daun Mimba 1 kg, Umbi Gadung Racun 2 buah, Deterjen/Sabun Colek sedikit,Air 20 liter. Cara membuat :Daun mimba dan umbi gadung ditumbuk halus, ditambah deterjen/sabun colek aduk dengan 20 literair, endapkan 24 jam, saring dan dapat disemprotkan pada tanaman. Bahan : Limbah daun tembakau 200 kg. Cara membuat :Dihancurkan/ ditumbuk dihaluskan, cara aplikasi tumbuhan dan tembakau ditaburkan bersama pemupukan untuk 1 hektar. Limbah dan tembakau itu baik untuk mengendalikan penyakit karena jamur, bakteri dan mematoda. Ramuan untuk Mengendalikan Tikus . Bahan : Umbi Gadung Racun 1 kg, Dedak padi. 10 kg, Tepung ikan 1 ons, Kemiri sedikit,Air sedikit. Cara membuat: Umbi dikupas, dihaluskan, semua bahan dicampurkan tambah air dibuat pelet. Sebarkan pelet dipematang sawah tempattikus bersarang. Mimba (Azadiracta indica)Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk.  Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata.   Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring.  Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring.  Air saringannya merupakan bahanpestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman. TANAMAN NABATI Tembakau (Nicotium tabacum) Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami.  Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa jugadengan direbus selama 15 menit.  Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman. Tuba, Jenu (Derriseleptica) Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur.   Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak.  Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air.  Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman. Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit) Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter.  Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman. Kucai (Allium schonaoresum) Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya,yang kemudian didinginkan.  Kemudian saring.  Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun. Bunga Camomil (Chamaemelum spp) Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring.  Gunakanair saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah. Bawang Putih (Allium sativum) Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam.   Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup.  Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari.  Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air.  Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura. Abu Kayu Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot.  Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak.  Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman. Mint (Menta spp) Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau.  Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya.  Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya.  Dari ekstrak tersebut bisadigunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman. Kembang Kenikir (Tagetes spp) Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay.  Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan airlalu didinginkan.  Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring.  Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman. Cabai Merah (Capsium annum) Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu.  Kemudian giling sampai menjadi tepung.  Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman. Sedudu Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya.  Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman. Kemanggi (Ocimum sanetu) Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan.  Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring.  Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami. Dringgo (Acarus calamus) Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya.  Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga. Tembelekan (Lantara camara) daun dan cabang tembelekan dikeringkanlalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun. Rumput Mala (Artimista vulgaris) Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut.  Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman. Tomat (Lycopersicum eskulentum) Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman. Gamal (Gliricidia sepium) Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya.  Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga. Bunga Mentega (Nerium indicum) Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring.  Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut. BERIKUT BEBERAPA HAMA DAN PENGENDALI ALAMINYA 1. Kutu Putih pada daun atau batang . Dapat digunakan siung bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama. 2. Tikus . Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang tikus. Atau dengan merendam irisan jengkol pada air selama 2 hari. Lalusemprotkan pada tanaman padi yang belum berisi akan menekan serangan walang sangit. 3. Berbagai serangga . Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi serta disemprotkan ke tanaman akan mengusir berbagai jenis serangga perusak tanaman. 4. Aphids . Air rebusan dari campuran tembakau dan teh dapat mengendalikanaphid pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan di campurkan kembali dengan air sehinggalebih encer. 5. Berbagai serangga . Air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar, dapat disemprotkan ke tanaman untuk mengendalikan berbagai jenis serangga. 6. Nematoda akar . Dengan menggunakan bunga kenikir (Bunga Tahi Kotok) yang direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan tersebut disiramkan ke media tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan mudah dilalui oleh air. 7. Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur . Dengan membuat air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman sayuran. Bagaimanakah cara mengatasi serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura? Tanaman Kecubung ternyata memiliki kegunaan yang dapat membantu serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura. Bagian buah dandaun pada tanaman kecubung ternyata mengandung racun syaraf yang sangat kuat. Cara menyiapkannya sangat sederhana, bagian buah, daun dan batang kecubung dilarutkan dalam air, lalu hasil saringannya disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan hama (Sumber: Suharto Budiyono, Bidang Bina PTPH DIY. Yogyakarta). Adakah cara alami pembuatan dekomposer untuk mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik? Siapa sangka air kumur yang dicampur dengan kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak akan sangat membantu guna mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik. KH. Fuad Affandi, pimpinan Pondok Pesantren Al Ittilaq, kecamatan Ranca Bali, kabupaten Bandung, campuran air kumur santri, kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak ia jadikan mikrofermentasi alami yang dicampur pada kotoran sapi dan domba. Benarkah kulit pisang sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan Fosfor, Magnesium, Sulfur dan Sodium pada tanaman? Cara praktis untuk membuktikannya adalah potong kulit pisang dan potongannya dipendam disekitar tanaman hias. Sedangkan untuk tanaman padi, 10 kg kulit pisang diblender sampai cair dengan perbandingan 10 liter air kemudian dibiarkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 10 liter air sebelum disemprotkanke tanaman Cara alami apa yang efektif untuk mengatasi serangan hama pada tanaman Cabai? Daun sirsak atau disebut juga tanaman nangka Belanda dapat dipergunakan untuk mengatasi Hama Thrips pada tanaman Cabai. Blender 50 – 100 lembar daun sirsak yang dicampur dengan 5 liter air dan didiamkan selama 1 malam. Saringair hasil rendaman pada keesokan harinya,1 liter hasil saringan dicampur dengan 17 liter air sebelum disemprotkan ke tanaman (Sumber: Petani Desa). Seperti apa pola tumpang sari yang tepat dalam budidaya sayuran organik untuk mencegah wabah serangan hama dan penyakit? Adalah Agus Margono, petani sayuran organik di kawasan bukit Gambungpangkalan kawasan Bandung Selatan. Tanaman Tomat ditanam dekat tanaman Bawang Daun. Aroma Bawang Daun akan mencegah serangan lalat buah. Bagaimanakah cara mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api yang menyerang tanaman Teh dengan aplikasi pestisida nabati? Sekelompok petani teh di kecamatan Cikalong Wetan, kabupaten Bandung, memanfaatkan daun tanaman Surian, Ki Pahit, dan biji Mandalika untuk mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api. Menurut Bp. Undang DS selaku ketua kelompok tani, ragam dedaunan itu ditumbuk dan dicampur dengan air yang berkomposisi 1:10 untuk selanjutnya didiamkan selama 1 hari. Semprotkan pada daun tanaman yang terkena ulat maka dalam waktu 1 minggu akan terlihat hasilnya secara nyata. Adakah ramuan nabati yang dapat membantu perangsangan buah dan batang pada tanaman? Bp. Mashur, petani dari Kelompok Tani Berkah di dusun Tanjung Anom, desa Tandem Hilir II kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli Serdang, ramuan daun mekar sore, vitamin B complex, madu, telur ayam kampung, air saringan tomat dan campuran kotoran ternak sapi yang masih baru, telah membantu meningkatkan produktivitas pertanian lahan yang ia miliki. Cara apa yang dapat mengatasi serangan hama walangsangit dan kepiding? Campuran minyak kelapa, air dan tembakau dapat mengatasi serangan hama yang dimaksud. PENGENDALIAN HAMA BELALANG Belalang Kembara merupakan hama penting di Indonesia tercatat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat pernah terjadi ledakan Populasi hama tersebut. Hama ini merupakan salah satu faktor penghambatdalam program peningkatan produksi tanaman. Kerusakan dan kerugian yang ditimbulakan olah hama belalang kembara sangat bervariasi diikuti dengan peningkatan populasi yang tinggi. Belalang ini mempunyai sifat cenderung untuk membentuk kelompok yang besar dan suka berpindah-pindah (berimigrasi), sehingga dalam waktu yang singkat dapatmenyebar pada areal yang luas. Kelompokyang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilewatinya selama dalamperjalanan. Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya diwaktu hinggap pada sore hari sampai malam dan pada pagi hari sebelumterbang. Kelompok Nimfa yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilokasi selama dalam perjalanan. Belalang ini cenderung memilih makanan yang lebih disukainya, terutama spesies tumbuhan dari Famili Graminae. Dalam keadaan eksplosi juga diserang daun-daunkelapa dan tanaman dari golongan Palma lainnya. Musuh-musuh alami belalang kembara yaitu berupa penyakit parasit dan predator. Penyakit yang menyerang belalang kembara antara lain penyakit bakteri, penyakit cendawan antara lain yaitu, parasit ini dari jenis Nematoda, dan predator dari bangsa burung dan semut. Dalam keadaan populasi belalang tinggi nampaknya peranan musuh alami ini relatif rendah. Cara-cara pengendalian yang dapat diterapkan antara lain : 1. Kultur Teknis: Dengan mengatur pola tanam dan menanam tanaman alternatifyang tidak disukai oleh belalang seperti tanaman kacang tanah dan ubi kayu, melakukan pengolahan tanah pada lahan yang diteluri sehingga telur tertimbun dan yang terlihat diambil. 2. Gropyokan/Mekanik/Fisik: Kelompok tani secara aktif mencari kelompok belalang di lapangan, dengan menggunakan kayu, ranting, sapu dan jaring perangkap. 3. Kimiawi: Pengendalian yang dapat dilakukan pada Stadium Nimfa kecil karena belum merusak. Pengendalain terhadap imago dilaksanakan pada malam hari, mulai dari belalang hinggap senja hari sampai sebelum terbang waktu pagi hari. Pengendalian sebaiknyasecara langsung terhadap individu/kelompok yang ditemui di lahan. 4. Biologis: Dengan menggunakan cendawan, dengan cara penyebaran padatempat-tempat bertelur belalang kembara atau dengan penyemprotan dengan terlebih dahulu membuat suspensi (larutan cendawan). 5. Pengendaliandengan Ekstrak Tuba (Deris. Sp): Ekstrak Nimba (azadiracht indica) dilakukan penyemproptan pada tanaman untuk meninggalkan “Efek Residu” pestisida pada Tanaman. Pestisida nabati (Ekstrak Tuba dan Nimba) merupakan salah satu komponen yang memiliki prospek yang baik untuk digunakan dalam pengendalian belalang kembara dan jugaOPT lainnya, khususnya tumbuhan tuba yang tersedia dilingkungan petani. Ekstrak bisa dibuat secara sederhana danlangsung di aplikasikan oleh petani sehingga bisa dianggap murah.  PENGENDALIAN BELALANG KEMBARA DENGAN EKSTRAK TUBA (Deris. Sp) dan EKSTRAK NIMBA (Azadiracht indica ) Mengingat adanya berbagai kekurangan dari pestisida yang ada sampai sekarang ini. Para ahli menganggap perlu diciptakan pestisida baru yang ideal, efektif mengendalian serangga, aman terhadap lingkungan dan harga terjangkau oleh pengguna. Banyak informasi hasil penelitian tentang jenis tumbuhan yang mengandung senyawa aktif dan berpotensi sebagai insektisida diantaranya adalah tuba (Deris. Sp) yang mengandung bahan aktif Rotenon dan Nimba (Azadiracht indica) mengandung bahan aktif Azadirachtin. Dapat mempengaruhi perilaku belalang dan barbagai serangga lainnya, berfungsi sebagai penghambat nafsu makan/antifedant, repallent, attractan, menghambat perkembangan serangga, menurunkan keperidian hingga berpengaruh langsung sebagai racun. Penggunaan pestisida nabati tidak persistem/mudah terurai di alam sehingga penggunaannya aman bagi lingkungan. PEMBUATAN EKSTRAK Untuk mengolah bahan-bahan akar tuba dan daun nimba menjadi pestisida dapat dimulai dari teknologi sederhana yaitu penghancuran akar/daun. Pelarut air bersih, perendaman dalam wadah (jirigen). Proses ekstraksi/persenyawa bahan aktif dengan air. Proses penyaringan aplikasi pada hama sasaran. Untuk pengendalian hama belalang diperlukan dosis/takaran 1 kilogram akar tuba/daun nimba dan 20 liter air besih. PROSES PEMBUATAN EKSTRAK Mengumpulkan bahan baku akar tuba dandaun nimba. Akar tuba/daun nimba dicuci dengan air sampai bersih. Untuk akar tuba dipotong dengan ukurankecil lebih dulu kemudian baru ditumbuk dengan menggunakan lesung. Daun nimba langsung dihaluskan dilesung atau dapat juga diblender sampai menjadi potongan kecil. Satu kilogram akar tuba atau daun nimba yang telah dihaluskan dimasukan kedalamjirigen isi 20 liter, kemudian ditambah air bersih. Proses perendaman minimal 3 hari setelahitu baru dapat dipakai untuk aplikasi. Pada saat pengendalian larutan disaring terlebih dahulu dan ditambahkan bahan perekat (Cytowett/detergen). BAHAN BAKU (AKAR TUBA/DAUN NIMBA) | PENCUCIAN | PENGIRISAN/PENGHALUSAN | PERENDAMAN | PENYARINGAN DAN PEMBERIAN LARUTAN PEREKAT | APLIKASI/PENYEMPROTAN Dalam jangka panjang untuk menghindariserangan hama belalang ekstrak tuba dan nimba dapat diolah dalam jumlah yang cukup oleh petani dan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga sewaktu-waktu ada serangan belalang pestisida nabati tinggal disaring dan disemprotkan pada tanaman. Selama aspek teknis diperlukan langkah-langkah terpadu dalam pengedalian hama belalangkembara, antara lain sebagai berikut : Pemantauan populasi dan keadaan penyebaran belalang hendakan mendapat perhatian yang seksama baik oleh petugas(PHP, PPL, Aparat pemandu dan lain-lain). Informasi umum mengenai perkembangannya menjadi masukkan untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan. Menjaga kelestarian pemangsa belalang yang ada di alam antara lain burung dan lain-lain. Penyuluhan secara terpadu melalui berbagai instansi yang terkait untuk menghindari pembakaran hutan, terutama disekitar areal pertanian/perkebunan yang akhirnya menjadi lahan terbuka akhirnya tidak tertangani dan tubuh belukar sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya belalang.

Pupuk alami

Pupuk Alami PUPUK ALAMI Produktivitas tanaman sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air secara efisien dari tanah. Kegiatan akartanaman ditentukan oleh suatu kumpulanbiologi terpadu, dengan mengetahui pengetahuan ini dapat meningkatkan masing-2 proses biologi secara nyata. Pemanfaatan mikroba menawarkan teknik-teknik yang memungkinkan untukmeningkatkan serapan unsur hara, mempercepat pelapukan limbah organik padat, mengendalikan patogen tanah, memantapkan agregat tanah, dan secara keseluruhan meningkatkan kesuburan tanah. Informasi ini belum begitu banyak diketahui oleh petani kita secara mendalam. Pemanfaatan mikroba menguntungkan adalah Pupuk masa depan yang ramah lingkungan dan bersahabat, sebenarnya teknologi ini sudah lama diterapkan oleh leluhur kita dalam berbudidaya. Beberapa mikroba yang sering digunakan dalam budidaya organik : Azotobacter sp . Bertugas / berfungsi untuk melindungi atau menyelimuti hormon tumbuh yang terdapat dalam dan juga berfungsi sebagai mikroba penambat N (nitrogen) dari udara bebas. Azospirillium sp . Berfungsi sebagai penambat N (nitrogen) dari udara bebas untuk diserap oleh tanaman, serta menghasilkan hormon tumbuh IAA (Indole Acetid Acid). Pseudomonas sp . Menghasilkan enzim pengurai yang disebut lignin dan berfungsi juga untuk memecah ikatan zat-zat kimia yang tidak dapat terurai oleh mikroba lainnya serta melarutkan fosfat yang terikat dalam mineral liat tanah menjadi senyawa yang mudah diserap oleh tanaman. Selain itu dapat membantu proses dekomposisi, serta dapat mengurai residu pestisida yang jatuh didalam tanah. Lactobacillius sp . Berfungsi untuk membantu proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman. Bacillus sp . Bacillus polymiyxa dapat menghasilkan fitohormon yang berpotensi untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan. Fitohormon yang dihasilkan bakteri tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung fitohormon dari bakteri ini dapat menghambat organisme patogen pada tanaman, sedangkan pengaruh secara langsung fitohormon tersebut adalah untuk meningkatkan petumbuhan tanaman dan dapat bertindak sebagai fasilitator dalam penyerapan beberapa unsur hara dari lingkungan. Rhizobium sp. Merupakan bakteri penambat Nitrogen dari udara, yang bersimbiotik dengan akar tanaman (inang), tanaman-tanaman tersebut adalah kacang-kacangan dan tanaman jenis leguminase, menghambat pertumbuhan bakteri patogen serta memproduksi alfa amilase, beta-glucanase, protease dan hemi-selulosa. Streptomyces sp. Berfungsi menghasilkan antibiotik, vitamin, enzim dan antioksidan. Penggunaan pupuk mikroba dapat menghemat penggunaan pupuk kimia sampai dengan 50% bahkan lebih. Perlu diketahui bahwa kandungan udara di sekitar kita adalah 79% Nitrogen dan 21%Oksigen. Mikroba yang terdapat dalam tanah yang sehat dapat berperan sebagai penambat N dari udara. Kemudian terdapat juga bakteri selulolitik, bakteri ini berfungsi mendegradasi selulosa yang berasal dari jerami, daun-daun atau bahan-bahan organik lain. Hasil dari pendegradasian tersebut, akan mendapatkan K dan unsur lain. Kandungan P di tanah Indonesia menurut hasil penelitian para ahli tanah adalah masih banyak atau jenuh karena unsur tersebut masih terikat oleh mineral liat tanah, jadi tidak dapat termanfaatkan langsung oleh tanaman. Hasil penelitian di lapangan bahwa dengan sedikit kumpulanmikroba menguntungkan dapat menghasilan N 100 kg atau setara denganurea 220 kg, K 70 kg setara dengan 110 kg KCL dan 50 P, karena ada penambahan mikroba untuk N ada Rhisobium dan untuk selulolitik ada tambah streptomyces sp , hal inilah yang menjadi acuan mengapa setelah menggunakan dapat meng-hemat penggunaan pupuk kimia bahkan meniadakan pemakaian pupuk kimia. ================================================================== 1. Membuat pupuk Mikroba Efektif sederhana atau EM Pupuk EM adalah pupuk mikroba organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah. Beriikut langkah-langkah pembuatan sederhana pupuk menggunakan EM : Bahan-bahan : *. Susu murni tanpa pengawet *. Isi usus ayam atau kambing *. 1/4 Kg terasi tradisional *. 1 Kg gula pasir yg butek/coklat *. 1 Kg Bekatul *. 1 buah nanas *. 10 Liter air bersih non-PDAM Alat-alat yang diperlukan : Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas. Cara pembuatan : *. Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati. *. Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan. *. Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing. *. Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung. *. Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket. 2. Membuat Pupuk Mikroba Super yang lebih baik lagi, metoda Organik Hijau Bahan-bahan : *. 1 kapsul 500 mg berisi mikroba-mikrobadorman yang dapat dipesan ke Organik Hijau *. 100 ml Pupuk EM yang dibuat seperti resep diatas *. 1 Kg gula pasir yg butek/coklat *. 2 tablet vitamin B komplek Alat-alat yang diperlukan : botol bekas aqua 500 ml dan jerigen 60 liter Cara pembuatan : *. Masukkan kedalam botol bekas aqua air secukupnya, sisakan udara 15-20% *. Masukkan 1 kapsul dan 100 ml cairan pupuk EM *. Masukkan 1 sendok gula pasir dan 1 kapsul vit.B *. Kocok dan tutup rapat botol biarkan/peram 1-2 hari, akan timbul gas dalam botol mengindikasikan mikroba hidup *. Masukkan isi botol ini dalam jerigen yangterisi air bersih dan 1 kapsul vit.B *. Masukkan sisa gula pasir dalam jerigen dan tutup rapat, peram selama 18-36 jam *. Pupuk mikroba ini untuk pemakaian luas lahan 1 hektar. 3. Membuat Pupuk organik Cair Bahan dan Alat: *. 1 Liter mikroba (dapat dibuat dari resep-resep diatas, atau diganti 1 kapsul mikroba dorman dari Organik Hijau) *. 5 kg hijau-hijauan/ daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya) *. 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya *. 1 Kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air secukupnya *. Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat *. 30 kg kotoran hewan *. Air secukupnya Cara Pembuatan: *. Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember. *. Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember. *. Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat. *. Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka. *. Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan. *. Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya. Kegunaan: Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari. Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan. Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau. 4. Membuat Pupuk organik Cair dari Buah-buahan Bahan dan Alat: *. Buah-buahan busuk yg tidak termakan sebanyak 1 karung *. 1 Kg gula pasir *. 1 karung plastik dan ember besar *. Pisau dan telenan *. Air secukupnya Cara Pembuatan: *. Potong-potong buah-buahan ukuran kecil dan masukkan dalam karung *. Ikat karung plastik dan rendam dalam ember, tambahkan air sampai karung terrendam semua *. Larutkan gula dalam ember dan tutup ember *. biarkan dan peram 1-3 minggu atau lebih lagi, akan muncul gelembung udaramenandakan mikroba telah hidup *. Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan. *. Jangan lupa tempel labelnya 5. Membuat Pupuk Hijau Bahan dan Komposisi: *. 200 kg hijau daun atau sampah dapur. *. 10 kg dedak halus. *. ¼ kg gula pasir/gula merah. *. ¼ liter bakteri/mikroba atau 1 kapsul 500 mgr OH (lihat resep diatas) *. 200 liter air atau secukupnya. Cara Pembuatan: *. Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi. *. Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun. *. Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air. *. Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata. *. Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah dan bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat. *. Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan. 6. Membuat Pupuk Kompos Bahan dan Komposisi: *. 100 kg arang sekam berambut *. 200 kg kotoran hewan *. 3-5 kg dedak atau bekatul *. 0,5 kg gula pasir atau gula merah yang dicairkan dengan air *. 0,5 liter bakteri *. Air secukupnya Cara Pembuatan: *. Arang sekam, kotoran hewan, dedak, dan gula dicampur sampai rata dalam wadah yang bersih dan teduh. Jangan terkena hujan dan sinar matahari secara langsung. *. Campurkan bakteri ke dalam air kemudian siramkan campuran di atas sambil diaduk sampai rata. *. Tutup dengan plastik atau daun-daunan. *. Tiap dua hari sekali siram dengan air dandiaduk-aduk. *. Dalam 10 (sepuluh) hari kompos sudah jadi. *. 1-2 ton pupuk kompos untuk lahan 1 hektar 7. Membuat Pupuk Kompos Super metodaOrganik Hijau Bahan dan Komposisi: *. 1 ton kotoran sapi *. 3-5 kg dedak atau bekatul *. 0.5 siput/tutut/keong sawah (jenis hitam atau emas) *. 10 Kg Batuan phospat *. 3-5 kg abu gosok *. 1 kapsul 500 mg mikroba kesuburan dapat dipesan di Organik Hijau *. 1 kapsul 500 mg mikroba dekomposer dapat dipesan di Organik Hijau *. 10 liter rendaman air coklat yang dibuat dengan merendam 1 karung sabut kelapa selama seminggu *. 1 Kg gula pasir/merah Cara Pembuatan: *. Larutkan mikroba kesuburan dalam 1 liter air bersih dan 1 sendok makan gula dalam botol bekas aqua 500 ml *. Larutkan mikroba dekomposer dalam 1 liter air bersih dan 1 sendok makan gula dalam botol bekas aqua 500 ml *. Campur kan kotoran sapi, dedak, gerusan siput/keong, larutan mikroba kesuburan semprot air secukupnya, tutup dan peram 2-3 minggu dan tambahkan sisa gula *. Campurkan batuan phospat (di hancurkan jadi serbuk halus), larutan mikroba dekomposer, abu gosok dan aircoklat secukupnnya sampai adonan seperti adonan roti, biarkan sisa air coklat rendaman sabut kelapa *. setelah 2-3 minggu fermentasi matang campurkan 2 adonan ini dan tambahkan sisa air coklat, tutup dan peram sampai 2-3 hari *. 150 - 200 kg kompos ini sudah mencukupi untuk pemakaian padi sawahdengan luas areal 1 hektar

Cara membuat pupuk kascing

Membuat Pupuk Kascing Kascing dan manfaatnya Kascing atau vermicompost adalah kotorancacing tanah. Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur makro dan mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Komposisi kimia kascing Eisenia foetida meliputi nitrogen (N)0,63%, fosfor (P) 0,35%, kalium (K) 0,20%, kalsium (Ca) 0,23%, magnesium (Mg) 0,26%, natrium (Na) 0,07%, tembaga (Cu) 17,58%, seng (Zn) 0,007%, manganium (Mn) 0,003%, besi(Fe) 0,79%, boron (B) 0,21%, molibdenum (Mo) 14,48%, KTK 35,80 meg/100mg, kapasitas menyimpan air 41,23%, dan asam humus 13,88%. Unsur-unsur kimia tersebut siap diserap tanaman dan sangat berguna bagi pertumbuhan dan produksinya. Disamping itu kascing mengandung mikroba dan hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Jumlah mikroba yang banyak dan aktivitasnya yang tinggi bisa mempercepat pelepasan unsur-unsur hara dari kotoran cacing menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman. Cara membuat kascing Pembuatan kascing akan berhasil jika kita mengetahui kebutuhan yang layak untuk hidup dan perkembangbiakan cacing tanah(CT). CT yang digunakan adalah Lumbricus rubellus, atau jika tidak didapatkan, bisa digunakan cacing tanah lokal yang ada di kebun, di pekarangan, dan tumbukan sampah. Untuk pertumbuhan yang baik bagi CT, diperlukan pH untuk tempat tinggal (media) antara 6,5-7,5, suhu 22-28oC, dan kelembaban media 40-60%. Ketinggian atau kedalam media maksimum 25 cm danberada di tempat teduh atau tidak terkena sinar matahari langsung. Istilah yang digunakan Sampah , yakni sisa bahan sayur (kecuali daun salam dan sereh), dedaunan (sampah kebun, kecuali daun cengkeh dan cemara), sisa buah-buahan (kecuali jeruk, kulir, buahdan daunnya), dan kertas mudah hancur yang belum diolah. Media siap pakai , siap tanam cacing tanah yakni tempat berlangsungnya proses pengomposan tahap awal dari sampah penyiraman dan pembalikan. Penyiraman dan pembalikan yang odeal; dilakukan setiap hari atau tiga hari sekali. Proses ini akan berlangsung selama 1-2 minggu. Pakan , yakni sampah yang telah diperlakukan seperti media, tetapi paling sedikit telah berumur 3 hari. Pakan ini diberikan setiap hari pada wadah yang telah berisi cacaing tanah, kecuali pada media yang telah berubah menjadi kascing. Kascing atau bekas cacing adalah hasil akhirdari proses pengomposan dengan bantuan cacing tanah. Kascing berbentuk seperti tanah dengan tekstur halus, tidak berbau, dan berwarna kehitam-hitaman. Lama proses terjadinya kascing dari media kascing sekitar 1 bulan. Kokon , yakni selubung telur yang biasanya berisi 2 cacing tanah muda sebagai hasil perkawinan 2 individu cacing tanah dewasa atau cacing tanah bersifat hemaprodit. Penentasan kokon berlangsung selama 15-21 hari dalam suasana hangat. Tahap Persiapan 1. Sediakan 4 buah wadah plastik ukuran 45x35x15 cm dengan permukaan atas rata.Wadah bisa dari bahan lain yang lebih murah, misalnya bambu atau kayu. 2. Lubangi bagian dasar dan sampaing wadah tersebut sebesar kelingking dengan jarak antarlubang sekitar 3 cm. Lubang ini berfungsi sebagai saluran pembuangan air agar tidak terjadi genangan dalam media. 3. Rapikan bagian-bagian yang telah dilubangi dan cuci wadah hingga bersih dengan air biasa tanpa menggunakan sabun. 4. Buat tempat kascing 4 rak atau laci dengan bagian atas, bawah, kanan, kiri dan belakang tertutup kawat ram ukuran terkecil dan bagian depan diberi pintu. 5. Beri pengamanan di keempat kaki rak untuk mencegah hama atau musuh cacing tanah berupa wadah yang berisi minyak tanah. Tahap Pelaksanaan 1. Potong-potong atau cacah sampai yang telah disediakan dengan ukuran 2-3 cm, kemudian masukkan ke dalam wadah paling atas dan siram dengan air secukupnya hingga media tetap basah dan lembab, tetapi jangan sampai sampah organiknya tergenang air. 2. Penyiraman disarankan setiap hari sampai menjadi setengaj matang (sekitar semumur seminggu)jika jumlah sampah banyak dan wadah nomor pertama telah penuh, dapat dipakai wadah nomor dua. 3. Tiga hari sekali sampah pada wadah nomor 1 atau 2 dibolak-balik (akan lebih baik jika tiap hari sambil disiram) agar proses pengomposan awal berjalan sempurna. 4. Rak nomor 2 dan 3 berfungsi sebagai media siap pakai (dari wadah nomor 1) dantelah siap ditanam cacing. Masukkan cacing ke dalam media siap pakai yang berisi limbah rumah tangga yang telah dikomposkan selama 1-2 minggu. Berat cacing yang dipakai atau dimasukka adalah 0,5kg per 2 kg media siap pakai. Wadah nomor 2 atau 3 tersebut setiap harinya harus diberi pakan dari samapi yang paling sedikit telah berumur 3 hari. 5. Beri pakan lebih kurang seberat cacing yang ditanam. Jika pakan tersebut masuh tersisa atau masih terlihat sebagai pakan, kurangi pemberian pakan, sehingga pakan benar-benar habis dimakan oleh cacing. Pemberiaan pakan hanya di bagian atas tempat penanaman cacing tanah. 6. Seminggu sekali wadah yang berisi cacing tanah (rak nomor 2 atau 3) diaduk-aduk dengan tangan langsung atau kayu lunak. Hal ini sangat berguna untuk aerasi sehingga cacing tanah dapat berkembang optimal. 7. Setelah pengadukan, cacing tanah tidak diberi pakan karena masih stres, sehingga belum mau makan. Baru pada hari berikutnya cacing tanah diberi pakan. 8. Wadah yang berisi cacing tanah harus dijaga kelembabannya (sekitar 60%). Jika terlalu kering, lakukan penyiraman bersamaan dengan pemberiaan pakan yangdibasahi. Demikian seterusnya. 9. Jika proses diatas berjalan dengan benar,dalam waktu sekitar sebulan, sampah akan berubah menjadi pupuk pupuk atau kascing. Setelah berubah menjadi kascing disarankan cacing tidak diberi pakan dahulu. 10. Wadah yang berisi kascing diletakkan dirak paling atas (nomor 1) dengan tidak diberi pakan dan tidak disiram. Maksudnya agar kokon atau telur cacing tanah menetas. Penetasan kokon tersebut berlangsung sekitar 2-3 minggu. 11. Pemindahan cacing tanah muda atau kokon yang telah menetas dilakuakn secara manual dengan tangan. 12. Kascing yang telah dipisahkan dari kokon diangin-anginkan sekitar semalam kemudian digunakan untuk memupuk tanaman. Sumber : Tri Mulat, SP. Membuat & Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Agromedia Pustaka, 2003. posted by sianok pertanian organik

Mengatasi kriting pada tanaman cabe

Menanggulangi Penyakit Keriting Pada Cabai Bahan: brotowali satu kilogram (atau daun-daunan yang pahit), kapur 10 sendokmakan, kunyit satu kilogram. Cara membuat: Ketiga bahan ditumbuk dan diambil airnya lalu dicampur dengan air 30-50 liter. Bahan ini siap digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting pada cabai. <..selengkapnya>

Sunday, July 3, 2011

Prinsip-prinsip pertanian organik

PRINSIP-PRINSIP PERTANIAN ORGANIK PRAKATA dan perkembangan pertanian organik . Prinsip-prinsip ini berisi tentang sumbangan yang dapat diberikan pertanian … www.ifoam.org/about_ifoam/pdfs/POA_...